Konsorsium303.online – Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), transaksi judi online di Indonesia mencapai Rp 160 triliun pada tahun 2023. Angka ini diprediksi bisa mencapai Rp 350 triliun.
Kominfo menduga bahwa server judi online di Indonesia berada di Filipina dan Kamboja. Hal ini dikarenakan kedua negara tersebut memiliki regulasi yang lebih longgar terhadap perjudian online. Selain itu, kedua negara tersebut juga memiliki infrastruktur teknologi yang memadai untuk mendukung perjudian online.
“Yang memperbolehkan judi online yakni Kamboja dan Filipina . Server di sana,” kata Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi saat konferensi pers perkembangan penanganan judi online di kantornya di Jakarta. Jumat (20/10).
Pemindahan server judi online ke luar negeri menjadi salah satu strategi yang dilakukan oleh bandar judi untuk menghindari penegak hukum. Dengan menempatkan server di luar negeri, bandar judi akan lebih sulit untuk dilacak dan diadili.
“Kalau judi online-nya ilegal, pasti di negara yang melegalkan judi, sebut saja Filipina dan Kamboja,” Budi menambahkan.
Berdasarkan dengan pemantauan Kominfo, alamat IP alias Internet Protocol pengelola judi online di Indonesi terus berpindah. “Tetapi kami sudah tahu bahwa pusatnya berada di Filipina dan Kamboja,” ujar dia.
Baca Juga : Kominfo Protes Keras Ke Facebook-Instagram Blokir Konten Judi Online
Tak hanya itu, Kominfo juga mencatat bahwa terdapat beberapa iklan judi online yang tercatat berasal dari kedua negara tersebut.
Budi menyampaikan bahwa nilai transaksi judi online mencapai sekitar Rp 160 triliun hingga Rp 350 triliun. Maka dari itu, Kominfo melibatkan banyak lembaga untuk mengatasi judi online atau situs slot online di Indonesia.
Kominfo juga menggait Otoritas Jasa Keuangan alias OJK memblokir 2.760 rekening bank terkait judi online selama 17 Juli-16 Oktober. Kemudian meminta Bank Indonesia meningkatkan upaya pencegahan aktivitas judi online di layanan teknologi finansial ataupun fintech pembayaran.
Instansi yang membidangi teknologi dan digital itu pun menggunakan artificial intelligence (AI) untuk memantau situs judi online dan mengindenfikasi konten terkait judi online. Berdasarkan dengan temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan alias PPATK, ada sebanyak 2,8 juta masyarakat Indonesia yang bermain judi online atau judi slot online. Sebanya 2,2 juta diantaranya adalah mahasiswa, ibu rumah tangga hingga petani.
Menurut berdasarkan dalam data PPATK, 2,2 juta orang tersebut merupakan pemain judi slot atau judi online dibawah RP 100 ribu. “Mereka termasuk golongan warga berpenghasilan rendah,” kata Humas PPATK M Natsir Kongah, Rabu (11/10).
Faktor Penyebab Transaksi Judi Online di Indonesia
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan transaksi judi online di Indonesia semakin meningkat:
- Perkembangan teknologi yang memudahkan masyarakat untuk mengakses judi online.
- Kebijakan pemerintah yang belum efektif dalam memberantas judi online.
- Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya judi online.
Peningkatan transaksi judi online di Indonesia tentunya menimbulkan berbagai dampak negatif, baik secara finansial, sosial, maupun psikologis. Masyarakat yang terlibat dalam judi online berisiko mengalami kerugian finansial, kecanduan, depresi, dan bahkan kriminalitas.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menyadari bahaya dari judi online dan menghindarinya. Masyarakat juga dapat berperan dalam memberantas judi online dengan melaporkan situs dan aplikasi judi online kepada pihak berwenang.
Baca Juga : Sandro Tonali Blak-Blakan Ngaku Kecanduan Judi Online